Solo (17/08) -- SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta menggelar upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia Ke-77 di halaman sekolah, Rabu (17/08) pagi. Diikuti oleh seluruh guru karyawan serta murid-murid kelas 6. Adapun murid-murid kelas 1 - 5 mengikuti upacara bendera dari rumah melalui platform youtube SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA.
Deru langkah tegak pasukan pengibar bendera saat memasuki lapangan upacara, menambah suasana khidmat pagi itu. Mereka tampak gagah mengenakan seragam putih-putih, bersepatu, berselempang, dan berpeci hitam. Menjalankan tugas mulianya dengan sangat baik, menjadi pengalaman berharga baginya.
Para peserta terlihat khidmat mengikuti upacara dari awal sampai akhir. Saat sang saka merah putih dibentangkan dan dikibarkan, semuanya hormat sambil memaknai lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh tim paduan suara.
Pembacaan teks Proklamasi dan teks Pancasila oleh inspektur upacara, Waskito, S.Pd. selaku kepala sekolah. Pembacaan teks Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Doa dengan lancar dibawakan petugas upacara.
Dalam amanatnya, Waskito, S.Pd. mengajak kepada peserta upacara untuk mengambil hikmah dan contoh baik dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa.
"Kita harus belajar dari sejarah, mengambil hikmah dan spirit dari perjuangan para pahlawan bangsa. Ada Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman, Cut Nyak Dien, Tuanku Imam Bonjol, dan masih banyak lagi. Semangat rela berkorban jiwa dan raga, berjuang memerdekakan bangsa Indonesia, harusnya menjadi spirit kita untuk mengisi kemerdekaan," tuturnya.
Dengan semangat merdeka belajar, merdeka mengajar, mewujudkan profil pelajar pancasila. Pelajar yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia. Pelajar yang mandiri, kreatif, mampu berpikir kritis, senang bergotong royong serta mau menghargai kebhinekaan yang ada. Mewujudkan bersama generasi emas Indonesia 2045.
"Dalam tataran global, kita harus memiliki peran dalam menjaga perdamaian dan memajukan peradaban dunia, dalam segala bidang. Salah satunya negara kita berperan aktif dalam forum G20. Bekerja sama dalam memajukan peradaban dunia," pungkasnya.
Ada tampilan kreativitas siswa usai pelaksanaan upacara bendera. Tim paduan suara menyanyikan beberapa lagu-lagu nasional, seperti halnya Hari Merdeka, Indonesia Raya, Bendera Merah Putih, Maju Tak Gentar, Indonesia Pusaka. Ada juga tampilan tari Bungoung Jeumpo dari beberapa murid lainnya.
Drama treatikal menceritakan tentang kekayaan Indonesia yang melimpah menjadikan bangsa-bangsa penjajah berhasrat untuk menjajah. Ingin menguasai kekayaan alam Indonesia. Penjajahpun datang, dan dengan bengisnya menumpas para petani dan penduduk Indonesia.
Rakyat Indonesia melawan, dipimpin para pahlawan bangsa. Hingga ada kesempatan untuk memproklamirkan kemerdekaan setelah Nagasaki dan Hirosima, Jepang dibom atom oleh Amerika pada 6 Agustus 1945. Akhrinya para tokoh pemuda mendorong Bung Karno dan Bung Hatta untuk membacakan teks proklamasi, sebagai tanda kemerdekaan bangsa. Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945.
Salah satu murid kelas 6A, Nadhif Pratama, yang berperan sebagai Ir. Soekarno saat bermain teatrikal menyampaikan rasa senangnya dapat menjalankan tugas teaternya dengan baik.
"Senang, dapat memerankan tokoh Bung Karno dengan baik. Meskipun waktu latihannya terbilang singkat, tapi teman-teman dapat memerankan dengan baik. Menjadi pengalaman bagi saya, tentunya mengambil semangatnya. Bagaimana dulu para pahlawan berjuang dengan gigihnya," ungkapnya.
0 komentar :
Posting Komentar