Ratusan peserta pelatihan guru yang diselenggarakan oleh JSIT Korda Semarang 2 antusias mengikuti kegiatan pada Kamis (9/8) di Hotel Wahid Salatiga |
Salatiga-Jaringan
Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Korda Semarang 2 memberikan Pelatihan
Gratis bagi 200 guru TK, SD, SMP, dan SMA yang tersebar di Kota Salatiga dan
Kabupaten Semarang. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka memperingati Milad
JSIT Indonesia ke-15 pada tahun 2018 dengan mengambil slogan “Bakti JSIT untuk
Negeri” yaitu dalam bentuk pelatihan bagi guru. Pengurus Pusat JSIT Indonesia
menargetkan bisa memberikan Pelatihan Gratis bagi 10.000 guru di Indonesia.
Pelatihan
yang diinisiasi oleh JSIT kali ini mengambil tema “Menjadi Guru Transformatif
bagi Penguatan Karakter Bangsa”. Narasumber berasal dari para Trainer Pusat
Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, yaitu
Anis Tanwir Hadi dan Budi Lenggono.
Acara ini
dihadiri oleh Pelaksana Harian (Plh) Walikota Salatiga, Muh. Haris, Kepala
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan Kota Salatiga,
Sri Hartini, dan Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Sigit Cayantoro,
Ketua JSIT Indonesia Korda Semarang 2, Sunarto serta beberapa Kepala Sekolah
dan Pengawas Pendidikan.
Plh
Walikota Salatiga, Muh. Haris mengapresiasi kegiatan pelatihan tersebut. Ia
mengajak kepada seluruh guru untuk senantiasa berinovasi dalam mendidik
generasi penerus bangsa. Menurutnya, pendidikan yang baik akan mempengaruhi
tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan harus senantiasa
dikembangkan agar melahirkan generasi yang unggul, religius, dan berkarakter.
“Saya
sangat mengapresiasi kegiatan ini. Mari bersama kita terus berinovasi untuk
memajukan pendidikan di negara kita. Kota Salatiga juga bertekad menjadi kota
pendidikan yang bisa melahirkan generasi unggul dan berkarakter,” kata Muh.
Haris dalam sambutannya.
Hal yang
sama disampaikan oleh Kabid PTK Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Sri Hartini,
bahwa guru harus mampu memberikan keteladanan dalam menanamkan dan menumbuhkan
karakter bagi peserta didiknya.
“Guru
transformatif bermakna guru yang mampu melakukan perubahan-perubahan demi
mengantarkan peserta didiknya menjadi pribadi yang berkarakter. Oleh karenanya
guru juga sebagai pemimpin harus memberikan keteladanan kepada peserta
didiknya,” kata Sri Hartini.
Para
narasumber mengatakan bahwa tantangan pendidikan di zaman sekarang lebih
menantang dibandingkan dulu. Sekarang sudah banyak pengaruh negatif. Jadi guru
dituntut agar mampu menjadi guru transformatif sehingga bisa membendung
pengaruh negatif tersebut dan mampu mencetak generasi bangsa yang berkarakter
agar bisa bersaing di pasar dunia bebas ini.
Wildan Mustofa,
guru SMP N 4 Salatiga yang hadir dalam pelatihan tersebut berharap pelatihan
atau workshop tentang penguatan pendidikan karakter ke depan bisa dilaksanakan
kembali dengan lebih detail. Sehingga bisa diterapkan saat berada di lapangan
bersinggungan langsung kepada peserta didik.
“Kami
berharap ke depan bisa diselenggarakan workshop lanjutan penguatan pendidikan
karakter di sekolah bagi guru,” ujarnya.
Di
akhir acara panitia membagikan beberapa doorprise kepada peserta yang
beruntung.
0 komentar :
Posting Komentar