Para siswa kelas 1 SDIT Nur Hidayah belajar mengancing baju sendiri. |
Solo-Setiap
anak hendaknya dibekali kecakapan hidup yang memadai, agar kelak tegak mandiri
atas kehidupannya sendiri. Terampil dalam menemukan solusi atas tiap masalah
yang dihadapi.
Mama Fulanah
memandang putranya yang masih bejibaku memakai seragam. Jemarinya masih belibet
mengancingkan baju. Sementara waktu terus bergerak. Sang Bunda harus memutuskan
membantu ananda memakai seragam sehingga ananda tidak terlambat atau membiarkan
ananda tetap berlatih dengan konsekuensi membutuhkan waktu yang lama.
Lain
cerita, Fulan dengan tergesa memakai sepatu bertalinya. Klakson mobil
antar jemput sudah memanggilnya. Namun jemarinya masih sibuk menali. Klakson
kembali terdengar dan memaksa dirinya untuk abai atas tali sepatu. Ia berlari
menuju mobil dengan tali sepatu yang masih menjulur ke sana kemari.
Mempunyai
sepatu seperti pemain sepakbola idolanya ternyata lebih sering membuatnya
terjebak dalam kerumitan karena selalu berurusan dengan tali menali.
Mengancing
baju, menali sepatu, mencuci peralatan makan pribadi, menjahit sederhana adalah
beberapa contoh sederhana kecakapan yang hendaknya dibekalkan kepada anak di
usia dini mereka. Hal ini dikarenakan keduanya salah satu contoh
persoalan keseharian yang musti dihadapi anak dan harus bisa diselesaikan
sendiri oleh mereka.
Berangkat
dari hal tersebut, maka SDIT NUR HIDAYAH dari awal berdirinya menjadikan
pelajaran Life Skill (Kecakapan Hidup) sebagai salah satu menu unggulan dalam
program pembelajaran. Life Skill sangat penting sebagai bekal setiap anak. Life
Skill adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan
sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk
bekerja, berusaha, dan atau hidup mandiri.
Orientasi
Life Skills, membangun sikap kemandirian, untuk
mendapatkan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja dan
mengembangkan diri. Sebagai contoh salah satu pembelajaran life skill yang dilaksanakan
di SDIT Nur Hidayah Surakarta yakni pembelajaran kelas 1 pada Sabtu
(27/01) para siswa antusias mengikuti pelajaran life skill. Tema yang disajikan
adalah 'Aku Bisa dan Terampil Mengancingkan Baju Sendiri'.
Mengancingkan
baju merupakan pembelajaran yang mensinergikan stimulus motorik halus sekaligus
psikologis anak. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian
tubuh tertentu saja. Dilakukan oleh otot-otot kecil. Seperti kemampuan
menggunakan jemari tangan dan gerakan pergerakan tangan yang tepat. Kegiatan
ini tidak membutuhkan banyak tenaga tetapi membutuhkan kecermatan dan
koordinasi yang bagus.
Pada
dasarnya sebuah stimulasi motorik halus akan melatih koordinasi mata dan
tangan. Hanya saja untuk stimulasi mengancing baju sendiri agak berbeda. Karena
koordinasi yang dilakukan terdapat di pakaian yang dikenakannya. Tentu taraf
kesulitannya lebih tinggi. Dia harus menunduk untuk melihat dan memastikan
jari-jarinya bekerja dengan benar.
Semakin tinggi
tingkat koordinasi mata dan jari, maka semakin tinggi pula keterampilan
kompleks yang dimiliki anak. Ia akan lebih mudah belajar pada proses yang lebih
rumit. Dan akan lebih mudah menyelaraskan gerak yang utuh.
Salah satu
guru kelas 1, Siti Aminuriyah, S. Ag, menyampaikan, Dengan adanya pembelajaran
ini ada 4 point yang diproseskan kepada siswa; Pertama, melatih motorik halus,
yang merupakan bekal ketrampilan lain anak serta berkaitan dengan perkembangan
kognitif anak. Kedua, Melatih koordinasi mata dan tangan. Ketiga, Melatih
kemandirian anak. Keempat, Melatih kesabaran dan ketekunan anak."
Pada
akhirnya memang tak ada yang sederhana ketika memproses anak dalam sebuah
pembelajaran. Ibarat menanam padi, jikalau hendak menuai bernasnya panenan,
maka petani hendaknya cermat, tekun, dan sabar dari menyemai bibit, menjaga,
merawat, membuang rerumput dan semua hama, hinggalah memilih waktu yang tepat
dalam memanennya.
0 komentar :
Posting Komentar