SOLO - Sejumlah 114 murid-murid kelas 4 SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta belajar mengenal tanda-tanda baligh dalam kegiatan Suplemen Bina Pribadi Islam (BPI) Siswa, Selasa (23/05) siang.
Koordinator BPI Siswa Kelas 4 SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta, Endah Sri Handayani, S.Pd menyampaikan bahwa untuk menjaga kekhususan dan memaksimalkan pemahaman, peserta dibagi menjadi dua forum.
"Peserta putri mengikuti pemahaman tentang menstruasi ditinjau dari segi medis dan pembekalannya bersama dr. Indriyati R. Oktaviano di aula gedung timur. Sementara peserta putra memahami tanda-tanda aqil baligh bersama Ustadz Darus Salam, S.Pd di aula gedung barat," terang Endah.
dr. Indriyati R. Oktaviano dalam paparan materinya menyampaikan petingnya memahami menstruasi bagi anak remaja putri, termasuk para orang tua dalam mendampingi perkembangan putrinya.
"Kita harus memahami, bahwa setiap remaja putri akan mengalami menstruasi. Itulah tanda bahwa anak remaja putri tersebut telah aqil baligh. Maka ia telah siap dibebani tanggung jawab menjalankan kewajiban syariat," terang dr. Indri.
"Tidak kalah penting yaitu bagaimana kita membersihkan diri dan bagian tubuh terkait. Supaya tetap bersih dan dapat beraktivitas lagi. Tentu belum boleh sholat maupun memegang al quran, hingga ia selesai menstruasi dan mandi junub," lanjutnya.
Sementara itu, Ust. Darus Salam, S.Pd menyampaikan bahwa ada tiga tanda-tanda baligh bagi anak remaja putra.
"Pertama, ikhtilaf atau mimpi basah, keluar cairan agak kental baunya anyir. Maka, jika mimpi basah lakukan mandi junub. Kedua, tumbuh rambut di sekitar alat kemaluan. Ketiga, sudah usia 15 tahun, ia sudah mencapai usia baligh meskipun belum mimpi basah," ungkap Ustadz Darus.
"Kita juga perlu memperhatikan tata cara mandi junub yang benar. Bedanya dengan mandi biasa, kalau mandi biasa tidak perlu berwudhu. Tetapi kalau mandi junub disertai dengan berwudhu," lanjut Ustadz Darus.
Salah satu peserta kegiatan, Rafa Jabar Nasir (10), kelas 4B menyampaikan bahwa setelah mengikuti kegiatan ini menjadi lebih paham tentang tanda-tanda baligh.
"Aku sendiri belum baligh. Belum mendapatkan tanda-tandanya. Jadi, setelah mendapatkan pemahaman ini, lebih siap jika sewaktu-waktu mendapatkan tanda itu. Meski belum baligh, tapi Aku berusaha tetap rajin sholat 5 waktu," ungkap Rafa.
Selain mendapatkan paparan materi pengetahuan, murid-murid juga dikenalkan secara langsung melalui praktik mengenal madzi, mani, wadi. Menggunakan bahan tepung, lem, menggunakan wadah plastik mika. Didampingi oleh guru pendamping BPI.
0 komentar :
Posting Komentar